Menurut Lindley R.
Higgis & R. Keith Mobley, Perwatan/pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang
dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan agar peralatan selalu memiliki
kondisi yang sama dengan keadaan awalnya. Maintenance atau pemeliharaan juga
dilakukan untuk menjaga agar peralatan tetap berada dalam kondisi yang dapat
diterima oleh penggunannya. Pemeliharaan yang efektif akan mengarah pada
hal-hal sebagai berikut :
A. Kapasitas
pekerjaan terpenuhi secara maksimal
Kemampuan untuk menghasilkan hasil kerja dengan toleransi khusus atau level kualitas tertentu.
Kemampuan untuk menghasilkan hasil kerja dengan toleransi khusus atau level kualitas tertentu.
B. Dapat
meminimalkan biaya per unit kerja.
C.
Dapat
mengurangi resiko kegagalan dalam memenuhi keinginan pelanggan yang berkaitan
dengan kapasitas kerja dan kualitas hasil kerja.
D.
Dapat
menjaga keselamatan pegawai, lingkungan kerja dan masyarakat sekitar dari
bahaya yang mungkin muncul dengan adanya proses kerja.
E.
Dapat
memastikan sekecil mungkin resiko yang dapat membahayakan lingkungan di sekitar
bengkel kerja/pabrik.
Pemeliharaan
terencana
·
Pemeliharaan terencana
adalah porses pemeliharaan yang diatur dan diorganisasikan untuk mengantisipasi
perubahan yang terjadi terhadap peralatan di waktu yang akan datang. Dalam
pemeliharaan terencana terdapat instrument pengendalian dan instrument
pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Pemeliharaan
terencana merupakan bagian dari instrument manajemen pemeliharaan yang terdiri
atas pemeliharaan preventif, pemeliharaan prediktif, dan pemeliharaan korektif.
·
Pemeliharaan preventif
adalah pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu tertentu dan
pelaksanaannya dilakukan secara rutin dengan beberapa instrument yang dilakukan
sebelumnya. Tujuannya untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan suatu komponen
tidak memenuhi kondisi normal. Pekerjaan yang dilakukan dalam pemeliharaan
preventif adalah mengecek, melihat, menyetel, mengkalibrasi, melumasi, dan
pekerjaan lain yang bukan penggantian suku cadang berat.
·
Pemeliharaan preventif
membantu agar peralatan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan apa yang
menjadi ketentuan pabrik pembuatnya. Semua pekerjaan yang masuk dalam lingkup
pemeliharaan preventif dilakukan secara rutin dengan berdasarkan pada hasil
kinerja alat yang diperoleh dari pekerjaan pemeliharaan prediktif atau adanya
anjuran dari pabrik pembuat alat tersebut. Apabila pemeliharaan preventif
dikelola dengan baik maka akan dapat memberikan informasi tentang kapan mesin
atau alat akan diganti sebagian komponennya.
Pengertian system pelumasan
Mesin terdiri dari
bagian-bagian logam yang bergerak beberapa diantara ada yang berhubungan
langsung secara tetap satu dengan yang lainnya seperti poros,engkol,poston dan
mekanisme katup.
Pada saat mesin mulai
beputar, gesekan yang terjadi antara komponen-komponen mesin tersebut akan
mengakibatkan hilangnya tenaga dan bagian bagian mesin tersebut relatif menjadi
lebih cepat aus atau bahkan mengalami kerusakan. Maka dari itu pada setiap mesin,
komponen-komponennya harus dilunasi agar hilangnya tenaga dan keausan serta
kerusakan dapat diminimalisir. Sistem yang berfungsi untuk melumasi bagian
bagian mesin adalah system pelumasan, berikut ini fungsi dari system pelumasan
:
1.
Melumasi secara
kontiyu bagian-bagian mesin yang bergerak untuk mengurangi gesekan sehingga
tidak kehilangan tenaga dan meminimalisir terjadinya kerusakan dan keausan.
2. Untuk membentuk
lapisan oil (oil film)mencegah kontak langsung permukaan logam dengan logam mengurangi
gesekan dan mencegah keausan serta panas.
3. Oli juga berfungsi
untuk mendinginkan bagian bagian mesin.
4. Sebagai seal antara
piston dengan lubang dinding silinder.
5. Mengeluarkan kotoran
dari bagian bagian mesin.
6. Mencegah karat pada
bagian bagian mesin.
a). Sistem Pelumasan
Campur (Mix)
Sistem pelumasan
campur adalah salah satu sistem pelumasan mesin dengan cara mencampur langsung
minyak pelumas (oli campur/samping) dengan bahan bakar (bensin) sehingga antara
minyak pelumas dan bahan bakar bercampur di tangki bahan bakar. Sifat-sifat sistem
pelumasan campur :
- Tangki bahan bakar berada
diatas mesin/ lebih tinggi dari mesin (pengaliran bahan bakar dengan gaya
gravitasi).
- Sistem pelumasan jenis oli yang
paling sederhana
- Pemakaian oli boros, timbul
polusi udara tinggi
- Dipergunakan pada motor 2 Tak
dengan kapasitas kecil.
- Menggunakan oli khusus 2 Tak
yang bersifat mencampur baik dengan bensin dengan campuran 2% – 4% oli
samping.
Keterangan :
- Campuran bensin dan oli samping
- Kran bensin
- Karburator
- Ruang engkol
Cara kerja :
Pada saat kran bensin
(2) dibuka, maka campuran bensin dan oli samping (1) akan mengalir menuju
karburator (3) di karburator bensin, oli samping dan udara bercampur membentuk
campuran yang homogen dan masuk kedalam ruang engkol dan selanjutnya campuran baensin
dan oli samping akan melumasi bagian mesin yang berada di ruang engkol dan
didinding silinder.
Contoh kendaraan/mesin
yang menggunakan sistem pelumasan jenis ini adalah motor stasioner, vespa.
b). Sistem Pelumasan
Autolube
Sistem pelumasan
autolube, oli samping/campur masuk kedalam ruang engkol dipompakan oleh pompa
oli. Sehingga penggunaan oli samping/campur ini lebih efektif sesuai kebutuhan
mesin. Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin 2 tak. Oli samping/campur yang
masuk ke dalam ruang engkol tergantung dari jumlah putaran dan pembukaan katup
masuk (Reet Valve).
Cara kerja:
Saat mesin hidup
handle gas ditarik, maka bensin mengalir ke karburator, seiring dengan tarikan
handle gas, pompa oli berputar yang menyebabkan oli samping/campur ditangki
terhisap dan ditekan menuju ruang engkol melalui saluran dibelakang karburator.
Bensin dan oli samping/campur menjadi satu di belakang karburator yang
selanjutnya masuk kedalam ruang engkol dan melumasi bagian-bagian yang bergerak.
c). Sistem Pelumasan
Percik
Sistem pelumasan
percik adalah sistem pelumasan dengan memanfaatkan gerakan dari bagian yang
bergerak untuk memercikan minyak pelumas ke bagian-bagian yang memerlukan
pelumasan, misal: poros engkol berputar sambil memercikan minyak pelumas untuk
melumasi dinding silinder.
Sistem pelumasan ini
biasanya digunakan pada mesin dengan katup samping (side valve) dan kapasitas
kecil.
Cara kerja :
Saat mesin hidup,
poros engkol berputar, bagian poros engkol yang menyerupai sendok membawa
minyak pelumas dan akhirnya minyak pelumas memercik ke atas melumasi dinding
silinder.
Cara kerja :
Minyak pelumas di
karter dihisap dan ditekan oleh pompa oli melalui strainer dan dipompakan
menuju bagian-bagian yang dilumasi yang sebelumnya disaring oleh filter oli.
Minyak pelumas yang telah melumasi bagian-bagian yang dilumasi akan kembali ke
karter.
Sumber :